Perkenalkan nama saya Teguh Prasetyo saat ini masih aktif di
salah satu perusahaan nasional dalam pengelolaan Hutan Tanaman Industri, kali
ini saya ingin membagikan cerita selama proses perjalanan karir saya yang didapat dari HTI di wilayah Sumatra s.d HTI di
Kalimantan Barat.
Apa itu HTI ? Definisi dan Pengertian dari Hutan Tanaman
Industri atau HTI adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan
prinsip pemanfaatan yang optimal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam. Pengusahaan HTI pada hakekatnya merupakan alokasi
sumber daya antar waktu. Sumberdaya tersebut berupa sumber daya alam (hutan,
tanah dan air) tenaga kerja, modal, sarana/prasarana dan kemampuan manejerial
yang profesional. Pengusahaan HTI merupakan suatu asaha yang berjangka panjang,
sehingga perlu dikelola sebaik-baiknya dengan menerapkan prinsip-prinsip
ekonomi dalam pengusahaanya agar mampu memberikan keuntungan secara
terus-menerus secara lestari.
Dimulai dari mana dalam usaha pembangunan HTI :
1.Sumber Daya Alam
atau Hutan untuk pengembangan Industri
2.Sumber Daya
Manusia : melalui proses Recruitment, Develop & training hal ini untuk
memiliki tenaga ahli dalam pengelolaan HTI dengan berorientasi keuntungan dalam
produksi kayu dan pengembangan investasi HTI lainnya.
3.Nursery
: Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih
(atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di
lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari
kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama
di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan.
Untuk proses pembenian ada 2 produksi yaitu Acasia dan
Eucalyptus, masing-masing tanaman dalam perlakukan benihnya berbeda2 prosesnya
bisa dijabarkan untuk tanaman jenis :
Proses produksi bibit
Acasia (seed) :
Media Preparation->seed->Seed Treatment->Seed Sowing->Transplanting->Germination ->selection->Nursery growing->Grading->Nursery Hardening off->packing->Quality control->Bibit Siap kirim ke Lapangan.
(Baca juga : Jenis Tanaman HTI)
Media Preparation->seed->Seed Treatment->Seed Sowing->Transplanting->Germination ->selection->Nursery growing->Grading->Nursery Hardening off->packing->Quality control->Bibit Siap kirim ke Lapangan.
(Baca juga : Jenis Tanaman HTI)
Proses produksi bibit
Eucalyptus (cutting) : Media Preparation->shoot->Cutting off
Shoot->planting->Rooting->Selection->Spacing->Nursery
Growing->Grading->Nursery Hardening off->Packing-->Quality
control->Bibit Siap kirim ke Lapangan.
4.
Infrastrukture atau sarana prasarana meliputi
Pembuatan sarana transportasi jalan untuk areal darat dan
canal transport untuk areal rawa
Jalan untuk forestry HTI dibagi menjadi 3 kelas :
Jalan untuk forestry HTI dibagi menjadi 3 kelas :
a.
Jalan Akses/ jalan utama : Jalan yang menghubungkan
jalan cabang ke mill/Logpond/dermaga.
b.
Jalan Cabang (branch road): Jalan yang
menghubungkan antara jalan sarad dengan jalan utama.
c.
Jalan Sarad (spur Road): Jalan yang bersifat
sementara yang menghubungkan TPN dengan
jalan cabang .
*) Proses pembuatan jalan kering /Dry Land meliputi : Baca juga Pembuatan Jalan HTI
Road plan Verification ->Land Clearing->Road forming & cut and Fill->Bridge and culvert contruction->road grading and compacting->road surfacing.
Road plan Verification ->Land Clearing->Road forming & cut and Fill->Bridge and culvert contruction->road grading and compacting->road surfacing.
*)Proses pembuatan jalan diareal basah/wet land :
Road plan Verification ->Land Clearing->drainage contruction->Road forming->conduroy->back filling->road grading & compacting-> road surfacing.
Road plan Verification ->Land Clearing->drainage contruction->Road forming->conduroy->back filling->road grading & compacting-> road surfacing.
Keterangan :
Land clearing : pembersihan lahan untuk pembuatan jalur
jalan.
Drainage contruction: dilakukan penggalian kanal drainase bisa dari sisi kiri maupun kanan.
Back filling : Penimbunan dengan tanah yang sifatnya water
resistance/kedap air
Road grading : Pembentukan badan jalan
cut and Fill : Memindahkan
tanah dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah.
Bridge : Kegiatan pembuatan jembatan diareal sungai.
culvert contruction : Kegiatan pembuatan gorong-gorong.
road grading : Kegiatan meratakan tanah atau material.
Compacting : Kegiatan Pemadatan material/tanah
Road Surfacing : Memberikan lapisan diatas permukaan jalan yang sudah degrading.
Infrastrukture CANAL
Merupakan saluran air dimana kelebarannya ditentukan menurut
kebutuhan tata kelola air di HTI berdasarkan kemiringan lahan/kontur
Canal untuk Forestry dibagi menjadi 3 jenis:
1) Canal Primer
ukuran 12x9x3 (panjang x lebar x tinggi) sebagai jalur utama transportasi
air
2) Canal Sekunder ukuran 8x5x3, 6x4x3 dll
Setelah penyiapan lahan HTI siap diikuti dengan kemampuan
dan kesiapan tenaga kerja kemudian persiapan bibit tanaman dan infratrukture
jalan maupun canal sudah tersedia, maka kemudian memasuki tahap inti dari
proses HTI ada 2 macam yaitu PLANTATION dan HARVESTING
PLANTATION
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai,
mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Dimulai dari kegiatan Establisment
dibagi dari beberapa tahap meliputi:
1.
Kebersihan lahan
dan Hand Over Area : bisa dilakukan secara mekanis/spreading dan secara
manual melalui tebang jalur tumpuk dan slashing
2.
Kanal tersier (wet land) dibuat dengan tujuan
untuk mengatur water level area tanaman yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman
acasia, ukurannya bisa 2 x 1 x 2 meter.
Tertiary drain (dry land) dibuat
dengan tujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan areal tanam dibagian lembah,
ukuran bisa 1 x 1 x 1 meter untuk menghindari genangan spot air dalam cekungan.
3.
Preplanting Spraying yaitu kegiatan penyemprotan
areal dengan herbisida sebelum penanaman
dengan tujuan mengendalikan gulma guna menekan persaingan dengan bibit
yang akan ditanam
4.
Planting yaitu proses penanaman dengan kegiatan
lining berguna untuk menjaga keteraturan jarak tanam dan Holing adalah
pembuatan lubang untuk tanaman.
Planting adalah proses penanaman bibit
(seedling) setelah dilakukan holing
(dryland) dan tugal (wetland).
Baca juga mengenai alat mekanisasi penanaman
Baca juga mengenai alat mekanisasi penanaman
5.
Basal fertilizing merupakan kegiatan untuk
menambah unsur hara guna meningkatkan kesuburan tanah, sehingga diharapkan
pertumbuhan tanaman akan bagus
menggunakan pupuk komersial (NPK,KCA,CIRP,TSP dll)
6.
Blanking atau penyulaman adalah kegiatan
penanaman kembali pada spot area yang belum tertanam atau tanaman mati,
tujuannya adalah untuk mendapatkan persentase tanaman hidup yang tinggi agar
potensi tegakan pada saat panen juga tinggi.
Itulah 6 proses dalam kegiatan establishment.
Dilanjutkan dengan proses
Maintenance/perawatan tanaman terdiri dari kegiatan :
1.
Weeding/pembersihan gulma adalah kegiatan
maintenance tanaman induk dari tanaman liar seperti gulma yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman induk, weeding dapat dilakukan secara chemical(semprot) atau
manual (cabut,piringan)
2.
Additional Fertilizing/ pemupukan lanjutan
adalah proses pemupukan lanjutan yang dilakuakn terhadap tanaman , pemupukan
baru bisa dilakukan setelah pembersihan gulma (weeding)
Setelah kegiatan establishment telah diselesaikan diikuti
kegiatan maintenance tanaman setelah berumur 5 tahun tanaman acasia atau
eucalyptus baru bisa dilakukan pemanenan selanjutnya disebut kegiatan
Harvesting.
HARVESTING
Apa itu Harvesting atau
pemanenan kayu ???
Suparto, 1982 :
“Pemanenan kayu
merupakan serangkaian kegiatan kehutanan yang mengubah pohon dan biomass
lainnya menjadi bentuk yang dapat dipindahkan ke lokasi lain sehingga
bermanfaat
bagi kehidupan ekonomi
dan kebudayaan masyarakat”
Grammel, 1988 :
“Pemanenan kayu adalah
pemanfaatan yang rasional dan penyiapan suatu bahan baku dari alam menjadi
sesuatu yang siap dipasarkan untuk bermacam-macam kebutuhan manusia”
Conway, 1978 :
“Pemanenan kayu
merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan kayu dari hutan
ke tempat penggunaan atau pengolahan kayu”.
Pengertian pemanenan
kayu mengalami perluasan, yang lebih menekankan pada :
· Perencanaan sebelum
pemanenan kayu
· Supervisi teknik
· Pengaturan setelah
pemanenan kayu
Secara garis besar jenis
dan urutan kegiatan dalam pemanenan kayu, khususnya untuk kondisi hutan tropika
basah sbb.:
Tahap I : Perencanaan pemanenan
Perencanaan pemanenan
kayu merupakan salah satu bagian dari keseluruhan rencana manajemen hutan,
dimana perencanaan pemanenan itu sendiri merupakan komponen dari
rencana penggunaan lahan
secara komprehensif. Kegiatan pada tahap ini antara lain :
· Perpetaan
· Survai
· Rencana pemanenan
· Pemetaan
Tahap
II : Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
Pembukaan wilayah hutan
merupakan kegiatan yang merencanakan dan membuat sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam rangka mengeluarkan kayu. Prasarana tersebut meliputi
rencana sumbu jalan
(trase), base camp, jembatan, gorong-gorong dll. Kegiatan dari tahap ini adalah
:
a. Perencanaan sumbu
jalan (trase)
b. Pembuatan jalan dan
prasarana lainnya
Tahap
III : Pemanenan
Kegiatan tahap ini
antara lain :
a. Persiapan tebangan
b. Penebangan
c. Pemangkasan
d. Pengukuran
e. Pembagian batang
Tahap
IV : Penyaradan
Kegiatannya adalah :
1. Pemasangan choker
2. Penyaradan
Tahap V
: Pengumpulan kayu
Pada tahap ini dikenal
istilah cold deck dan hot deck. Cold deck berarti kayu yang sampai di tempat
pengumpulan langsung ditangani/diproses secara keseluruhan pada saat itu juga,
sedangkan pada hot deck kayu
yang sampai di tempat pengumpulan tidak ditangani (diproses) secara menyeluruh
pada saat itu juga.
Proses harvesting HTI pada areal
mineral/ dryland :
Proses harvesting HTI pada areal
rawa/wetland :
Penjelasn dari alur
proses kegiatan harvesting dapat dijabarkan sbb :
Micro planning yaitu perencanaan awal penebangan yang memuat
informasi penting terhadap areal yang akan ditebang, tahapannya meliputi :
1.
Persiapan peta
2.
Pembuatan Lay out jalan blok/matting
3.
Pembagian petak tebang
4.
Rencana jalan sarad pada peta
5.
Penentuan lokasi Tpn
6.
Penandaan kawasan Lindung
7.
Pre Harvest slashing(imas)
Pre Harvest slashing(imas) yaitu kegiatan pembersihan areal
secara manual sebelum kegiatan penebangan yaitu dengan menebas gulma.
Felling (Penebangan) yaitu kegiatan penebangan berdasarkan system
yang telah ditentukan dan disertai dengan teknik penebangan yang benar .
De limbing yaitu kegiatan pembersihan kayu dari cabang dan
ranting.
Cut to length yaitu kegiatan memotong atau membagi batang
menjadi potongan-potongan dengan panjang tertentu (sesuai dengan standard Mill)
Stacking yaitu kegiatan penumpukan potongan potongan kayu
pada jalur yang telah di rancang/ditentukan
dan kegiatan ini bisa dilakukan secara manual dan mekanis(alat berat)
Matting yaitu jalur yang dibuat dari ranting dan anakan kayu
sebagai landasan untuk jalan alat di areal Wet Land, lebar jalur matting
kisaran 3-5 meter atau sesuai dengan track alat berat
Pre Bunching yaitu kegiatan pengumpulan kayu pada jalur
tarik dengan menyusun pangkal kayu kea rah jalur tarik. Biasa dilakukan secara
sistematis dengan excavator sekaligus melakukan spreading/penyerakan sisa
ranting.
Extraction/skidding(penyaradan) yaitu kegiatan penarikan
kayu dari tumpukan kayu dari areal tebangan ke Tpn pada jalur yang telah
ditentukan.
Loading yaitu kegiatan pemuatan kayu dengan excavator di
TPK/Tpn ke logging truk/sampan besi
Demikian penjelasan informasi mengenai pengembangan HTI
menurut pemahaman penulis, lebih kurangnya dalam penulisan ini karena
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tidak sempurna mohon dimaklumi.
Semoga bermanfaat buat rekan sesama forester……..
……..Sukses Selalu…..
2 komentar:
Semoga bermanfaat
Pengolahan lahan yang tepat guna.
Sukses selalu.
Post a Comment