Pada pengelolaan hutan industri, jika sudah masanya tanaman siap untuk di panen selanjutnya dipotong sesuai ukuran tertentu untuk dikirim ke Mill, banyak hal masalah klasik yang terjadi dilapangan salah satunya bagian dari masalah tersebut adalah kebersihan ranting pohon yang tidak sempurna. Pembersihan ranting pada umumnya masih menggunakan dengan cara tradisional dan mekanis, jika Mekanis menggunakan alat berat seperti Harvester yang kinerjanaya lebih cepat sekaligus kupas kulit diimbangi juga dengan biayanya bisa dikatakan besar sedangkan cara tradisional pemangkasan ranting pohon menggunakan parang/benda tajam.
Pembersihan ranting pohon dengan menggunakan parang pada umumnya dilakukan apabila pohon sudah ditebang kemudian tenaga kerja mulai menebas ranting dengan parang, dalam mengayunkan parangnya bisa 1x s.d 3x ayunan parang per ranting tergantung besar kecilnya ranting, nah jika rantingnya banyak bisa berapa kali menguras tenaga fisik misal 1 ha berapa ratus ayunan parang untuk membersihkan ranting di pohon yang jumlahnya banyak, disitu hal yang sepele tetapi sangat penting bagi pengiriman kayu HTI ke Mill selain kayu harus bersih dari sampah juga bebas dari ranting.
Saya tertarik kegiatan pruning/pemangkasan ranting pohon seperti yang dilakukan di Northland New Zealand. Dimana pemangkasan ranting saat kayu masih berdiri (belum di tebang) tentunya dengan pohon yang sudah bersih dari ranting pembagian potongan bisa maksimal, seperti pada tayangan berikut:
Pada vidio dibawah ini juga menampilkan penjelasan alat pemotong dari beberapa merek seperti :
Bosch, Dewalt, Makita, Metabo, Milwaukee
Itulah inovasi prunning dengan menggunakan Cordless Reciprocating Saw dengan modifikasi menggunakan battre jenis Cr123a lithium battery yang digunakan di New Zealand. Semoga forester di Indonesia bisa memanfaatkan teknologi ini sehingga permasalahan ranting tidak bersih bisa di minimalisir dengan penggunaan tenaga lebih efektif dan alat yang lebih efesien.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment